Sedengkeng Pass, Tempat View Gunung Sindoro Dari Ketinggian 1823 Meter
Gambar: eksapedia.com

Camping.my.id - Sebagai salah satu kota yang memiliki dua buah gunung tak heran jika Temanggung menyimpan banyak sekali keindahan alam yang ditawarkanya. Yang akhir-akhir ini sedang naik daun adalah objek wisata lembah Sindoro Posong yang terletak di lereng gunung Sindoro. Tak dapat dipungkiri bahwa objek wisata berupa view pegunungan menjadi daya tarik dan minat para wisatawan untuk berkunjung kemari.

Jika lereng Sindoro punya objek wisata Posong lain halnya dengan lereng Sumbing yang punya objek wisata Sedengkeng Pass. Nah, penasaran seperti apa sih Sedengkeng pass ini, yuk mari kita simak pembahasanya bersama-sama.

Sedengkeng Pass merupakan objek wisata yang berada di lereng gunung Sumbing. Kalau melihat referensinya sih oke banget pemandanganya, bagaimana tidak karena disini kita bisa langsung melihat pemandangan gunung Sindoro yang persis berada didepanya. Masya Allah...

Pemandangan Gunung Sindoro Dari Sedengkeng Pass

Sedengkeng Pass berada di dusun Petarangan, kecamatan Kledung. Jika kalian hendak ke Posong dari alun-alun Temanggung maka nanti kalian akan melihat papan spanduknya dikiri jalan di Jl. Raya Parakan - Wonosobo. Nah kalau kamu mau kesini ya ancer-ancernya Posong aja ya sob, dari arah  Temanggung kota sebelum Posong, sedangkan dari Wonosobo sesudah Posong. Simpel kan? Jika sudah ketemu papan spanduknya silahkan saja masuk kedalam gang dengan medan jalan yang berbatu.

Awal Masuk Disambut Oleh Gunung Sumbing

Awal mula perjalanan, bebatuan yang tersusun rapi ini akan menjadi tantangan yang pertama yang wajib kita hadapi. Dari sini pula kita dapat melihat gunung Sumbing dengan gagahnya (jika sedang cerah). Setelah beberapa meter melewati jalan berbatu kita akan menjumpai pos pembelian tiket masuk. Untuk biayanya per orang dikenakan tarif Rp.6.000 (update : Mei 2017).

Oke lanjut. Kalau kamu berfikir jarak Sedengkeng Pass dengan pintu masuk tadi dekat maka buanglah fikiran itu, kenapa? karena jaraknya lumayan banget hloh sob. Mungkin sekitar 2 - 3 Km. Ya itu kalau medan jalanya landai sih nggak bakalan lama, tapi kalau di Sedengkeng Pass ini medan jalanya berbatu dan menanjak. Kayaknya nggak mungkin deh kalau bisa sampai dengan cepat. Hahaha..

Dari tiket masuk kita akan melewati jalan berbatu beberapa saat. Barulah kemudian akan berubah menjadi jalan aspal yang landai. Tapi jangan terlena, ini cuma sesa'at. Nah sorry banget ya sob saya nggak bisa ngasih kamu petunjuk jalan soalnya pas lewat kampung ini jalanya muter-muter, ya kalau nggak mau kesasar silahkan tanya pada warga sekitar saja. Hehehe..

Tidakkah kamu melihat bahwasanya Allah menurunkan hujan dari langit lalu Kami hasilkan dengan hujan itu buah-buahan yang beraneka macam jenisnya. Dan di antara gunung-gunung itu ada garis-garis putih dan merah yang beraneka macam warnanya dan ada (pula) yang hitam pekat. [QS Fatir : 27]

Jadi saya anggap kalian sudah melewati daerah perkampungan. Kini saatnya kita melanjutkan perjalanan dengan medan yang cukup Extream. Yakni menanjak + berbatu. Ohh iya untuk aksesnya cuma bisa pakai sepeda motor ya sob. Terjalnya medan nggak begitu terasa ketika kita menengok ke arah Kanan. Disana kita akan melihat pemandangan gunung Sindoro yang indah. Tapi jangan sampai pemandangan yang indah ini membuatmu tidak fokus ke jalan ya sob. Tetap fokus, fokus, dan fokus.

Pemandangan Gunung Sumbing Dari Desa Petarangan

Selain pemandangan gunung Sindoro di sebelah kanan, di depan persis kita akan melihat pemandangan gunung Sumbing. Dan bonus grid-grid area lahan pertanian akan mewarnai perjalanan kita. Masya Allah..

Semakin naik naik ke puncak gunung jalanan semakin berat. Sepeda motor yang saya pakai sudah terasa ngos-ngosan dan berat untuk menanjak. Bahkan sampai sejauh ini saya belum melihat tanda-tanda terlihatnya bangunan-bangunan bambu Sedengkeng Pass. Kayaknya perlu berjuang dan lebih sabar lagi menghadapi tantangan.

Yang cukup membuat saya ngeri adalah ketika melewati jalan setapak yang kanan kirinya jurang #TanpaPembatas. Jalan ini nggak besar-besar amat hanya cukup untuk 2 sepeda motor. Medan yang menanjak dan berbatu + kanan kiri jurang membuat mata ini enggan berpaling dari jalan. Tetap fokus dan fokus. Jangan lupa di sepanjang jalan berdo'a/ berdzikir ya sob, supaya tidak terjadi apa-apa. Amiinn...

Catatan : Sebelum kemari cek keadaan mesin kendaraan kamu, pastikan dalam kondisi prima dan siap tempur. Cek fungsi rem dan pastikan berfungsi dengan baik. Jika perlu bawa perlatan mekanik untuk berjaga-jaga.

Entah berapa menit yang saya habiskan untuk melewati medan yang terjal ini. Yang saya tau jaraknya jauh banget dari perkampungan. Dan tibalah saya dijalan tanah liat merah, jadi jalanan berbatu yang dari tadi saya lewati ceritanya sudah clear ya sob. Disini saya putuskan untuk mengistirahatkan kendaraan di sebelah kendaraan para petani setempat. Kenapa nggak diteruskan lagi pake' sepeda motor? alasanya sudah ngos-ngosan dan hampir nggak kuat. Khawatir terjadi apa-apa maka saya putuskan untuk stop disini meskipun ini bukan lokasi parkirnya.

Tebing Batu Lereng Sumbing

Perjalanan saya lanjutkan dengan jalan kaki melewati jalan setapak ladang pertanian. Sesekali saya melempar senyuman dan sapa dengan mereka atau sebaliknya, kearifan lokal dan keramahan warga sekitar membuat perjalanan ini semakin berwarna. Saya pun semakin bersemangat untuk melanjutkan perjalanan.

Sekitar 100 meter saya tiba di gubug lagi. Setelah saya amati dengan detail ini ternyata adalah pos pintu masuk Sedengkeng Pass, anehnya tak ada seorang pun yang ada disini. Entah karena saya yang datang terlalu pagi atau saya datang bukan pas di hari libur saya juga tidak tau. Oke akhirnya saya memutuskan untuk melanjutkan perjalanan menuju ke atas. Di awal perjalanan medanya landai dan nggak berat-berat amat, anak tangganya dibuat dari ban-ban yang tersusun rapi sehingga terlihat klasih, sederhana, dan kreatif.

Makin ke atas trekingnya makin nanjak, sudah tak terlihat seperti anak tangga lagi. Hanya tanah liat saja. Pepohonan yang lebat dan rimbun yang menyelimuti membuat perjalanan menjadi terasa sejuk dan segar. Sesekali saya berhenti beberapa detik untuk mencharge energi tubuh. Maklum saja karena energinya sudah terkuras tadi di perjalanan. Hehehe..

Pemandangan Gunung Sindoro Dari Sedengkeng Pass

Dua kalimat yang ringan diucapkan lidah, berat dalam timbangan, dan disukai (oleh) Allah Yang Maha Pengasih, yaitu kalimat “Subhanallah Wa Bihamdihi Subhanallahil’Adzim”. (HR Bukhari 7/168 dan Muslim 4/2072).

Alhamdulillah.. Setelah berjibaku dengan medan jalan yang extream + berjibaku dengan treking yang cukup menguras tenaga akhirnya tiba juga di Sedengkeng Pass. Indahnya Masya Allah.. Nampak dari sini gunung Sindoro terlihat begitu jelas. Diantara rimbunya lereng Sindoro nampak terlihat juga dari sini objek wisata Posong. Luar biasa indah, sungguh tiada yang bisa terucap kecuali rasa syukur padaMu Ya Allah.. Alhamdulillah ketika saya disini pemandanganya terlihat begitu jelas, meski kabut sesekali lewat namun keadaan kembali normal. Cerah dan terang benderang.

Bangunan Bambu Yang Menghadap Gunung Sumbing

Di Sedengkeng Pass ini ada beberapa bangunan dari bambu yang diatas dan yang dibawah, cuma ketika saya kesini saya hanya mengunjungi yang bawah saja. Bangunan bambu ini langsung berhadapan dengan gunung Sindoro yang berketinggian 3.136 mdpl. Yang perlu menjadi catatan adalah kapasitas bangunan bambu ini maksimal hanya 2 orang. Jadi kalau kamu mau naik kesini musti gantian ya sobat demi keamanan dan kenyamanan kita bersama.

Selain bangunan bambu yang menghadap langsung ke gunung Sindoro di Sedengkeng Pass ini ada satu ikon utama. Apalagi kalau bukan ayunan yang ada di bawahnya. Ayunan ini ada 3 tempat duduk dan dibuat klasik dari belahan batang pohon. Nah kalau temen-temen mau main ayunan ini jangan kenceng-kenceng ya soalnya didepanya terdapat cekungan yang cukup curam. Main ala kadarnya saja.

Disini juga sudah disedikan beberapa tempat sampah jadi buat kalian yang habis makan atau minum tolong sampahnya dibuang di tempat yang sudah disediakan ya, masak jauh-jauh keatas cuma mau ngotorin gunung, malu kan? Hahaha..

Gunung Slamet Di Ufuk Jauh Kota Temanggung

Ohh iya karena pagi ini cuaca cukup cerah saya juga melihat gunung Slamet diufuk jauh sana di belakang gunung Sindoro. Masya Allah.. Gunung yang memiliki ketinggian 3.428 mdpl dan dinobatkan sebagai gunung tertinggi se Jawa Tengah ini juga tidak mau ketinggalan menampakan bentuk keindahanya.

Adem rasanya berada disini, apalagi view pemandanganya bikin siapa saja yang berkunjung betah berlama lama disini. Satu hal yang bikin saya kaget ketika saya tadi sampai disini. Yaitu disini nggak ada orang sama sekali, mungkin efek kepagian jadinya sepi. Hehehe.. But wait! hikmah dari efek datang kepagian Alhamdulillah saya dapat melihat keindahan gunung Sumbing, Sindoro, dan Slamet secara live.

Ngarai Gunung Sumbing

Selain view gunung di lain sisi ada ngarai gunung Sumbing yang cukup dalam. Apa itu ngarai? Ngarai adalah sebuah lembah yang bersisi/ berdinding terjal yang terbentuk akibat erosi aliran air sungai. Simpelnya ngarai adalah lembah yang dalam. Boleh kok lihat cuma jangan minggir-minggir ya soalnya nggak ada pembatasnya.

Ketika tenaga sudah pulih dan rasa lelah seolah hilang saya memutuskan untuk turun. Perjalanan turun gunung ini juga tak kalah menegangkan, soalnya medanya lebih licin ketimbang tadi pas naik.

"Sampun mas, kok cepet banget?" tanya seorang petani ketika saya sudah sampai di ladang perkebunan.

"Iya pak, cuma motret tok kok." jawabku.

"Hla kok sendirian, dari mana?" tanya ia lagi.

"Dari Kendal pak." jawabku sambil senyum.

"Ohh Kendal, jauh sekali. Kendal mana? Kaliwungu?" tanya ia lagi.

"Iya pak Kaliwungu. Hehehe.." jawabku.

"Hla motornya kok nggak dibawa keatas, ditaruh mana?"

"Itu pak dibawah, soalnya nggak kuat kok pak. Hehehe.." jawabku cengengesan.

"Ya udah pak mari.." imbuhku menyelesaikan obrolan.

"Ohh iya-iya.. hati-hati." jawab bapak tadi.

Setelah mendapati kendaraan, saya berkemas dan langsung pulang. Sudah saya tebak, ini pulange kok malah luih serem ya.. Hahaha.. Beneran sob, ini kalau bane selip gitu langsung deg-deg serr rasanya. Nggak berani masukin gear 2, udah 1 dan 1 terus. Kadang pas ada petani yang nyalip gitu saya heran itu kok mereka pede banget ya naik motor medan kayak gini kenceng-kenceng. Ya mungkin karena sudah makanan sehari-hari kali ya jadi udah terbiasa..

Bukit-Bukit Dari Gunung Sumbing

Saran nih buat kalian yang mau ke objek wisata Sedengkeng Pass. Selain kendaraan harus prima dan rem berfungsi dalam kondisi baik perhatikan juga faktor cuaca. Kalau mendung atau berkabut mending cancel aja. Kenapa? karena pas cerah aja medanya extream banget apalagi kalau tertutup kabut, nggak kebayang kan?

Terus hindari kesini sore-sore karena nanti kalau pulangnya kemalaman juga malah bikin repot. Saran sih kesini pagi - siang pas cerah. Habis hujan juga mending jangan, soalnya licin. Bawa jaket juga atau pakaian hangat untuk mencegah kedinginan pas diatas.